or you can send manually to paypal account thunderkirin['@']gmail.com
Prolog – Perang di Kerajaan Oriana!
*Bagian 1*
Ada saat-saat ketika kau menyadari bahwa kau sedang bermimpi.
Dalam kasus Rose Oriana, hal itu selalu terjadi dengan cara dan waktu yang sama.
Dalam mimpinya, dia berdiri di arena turnamen dewa perang.
Di depannya adalah ayahnya.
Di sana dia berdiri di depannya, menikamnya dengan pedangnya.
Perlahan, sangat lambat.
Itu adalah dunia yang sunyi, di mana hanya dia, ayahnya, dan pedangnya yang bergerak perlahan.
Perlahan, perlahan-lahan.
Pedangnya menembus tubuh ayahnya.
Dia tidak bisa menahan diri, tidak bisa mengembalikan pedangnya, hanya bisa melihat waktu berjalan lambat.
Sensasi menembus daging seseorang, dan kehangatan darah yang memercik di wajahnya, terukir di benaknya sebagai kenangan yang tak terhapuskan.
Dia tidak bisa menangis, tidak bisa berteriak … tidak bisa lari.
Rose tetap berdiri, memperhatikan ayahnya mencoba mengatakan sesuatu padanya.
Tapi kemudian ayahnya mengulurkan tangannya ke arahnya … dan memeluknya erat-erat di leher.
“Aku tidak akan pernah memaafkanmu”.
You May Also Like
Before I Died, I Confessed to the Heroine, and She Actually Believed Me! (MTL)
Please wait....
Disqus comment box is being loaded