or you can send manually to paypal account thunderkirin['@']gmail.com
Bab 1 – Cegah Pernikahan Rose Oriana!
*Bagian 1*
Aku akhirnya mencapai ibu kota kerajaan Oriana, negara seni.
Kota ini sangat terkenal dengan lanskap perkotaannya, dengan rumah-rumah balok putih dan atap merahnya. Tapi, karena di sekitar sini masih musim dingin, seluruh pemandangan dipenuhi dengan warna putih.
Meski ibu kota Oriana sangat populer, saat ini tidak ada seorang pun turis. Jelas sekali, tidak ada yang ingin berada di negara yang bisa terjun ke dalam perang kapan saja.
Suasana masyarakat kota juga mencekam.
Menurut rumor, Doem berencana untuk mendapatkan hak takhta melalui pernikahan dengan Rose-senpai.
Tapi bagiku itu tidak bisa dimaafkan.
Aku harus membujuknya entah bagaimana.
Bagaimanapun, aku memutuskan untuk melewati gerbang utama kota yang dijaga dari semua sisi.
“Oh penjaga kecil, kagumi gerakanku dengan kecepatan suara …”
Hari ini adalah hari yang cerah, ada banyak orang yang lewat dan perhatian penjaga terganggu.
Ini saatnya gerakan cepatku untuk bersinar!
“Sha … Cid-san, lama tidak bertemu.”
Tetapi sebelum aku bisa melakukannya, aku mendengar suara yang akrab memanggilku.
“Oh, Epsilon. Kebetulan sekali”.
Aku berhenti dengan cepat dan berbalik. Ada Epsilon, elf cantik dengan rambut dan mata biru pucat.
Sekarang aku ingat, dia pernah mengatakan bahwa dia diundang ke kerajaan Oriana untuk tampil sebagai pianis.
“Senang melihatmu di sini. Cid-san, apakah kau di sini untuk urusan itu juga?” Kata Epsilon melihat ke arah kastil kerajaan.
Aku kira dia akan berperan sebagai pianis untuk upacara pernikahan. Mengatakan “hal itu” membuatnya terdengar lebih keren.
“Ya, aku datang karena hal itu.”
Aku mencoba membuat wajah serius dan menjawab itu.
Meskipun benar dia juga datang untuk urusan pernikahan.
“Begitu, jadi itu sebabnya… jika bersedia, apakah kita bisa bergi bersama?”
“Denganmu?”
“Jika aku mengatakan bahwa kau adalah muridku, mereka akan membiarkanmu masuk tanpa masalah.”
“Oh hoh.”
Kedengarannya menyenangkan, dan jika terjadi sesuatu, saya bisa menyelinap keluar menuju kastil.
“Baiklah, ayo pergi bersama.”
Beginilah caraku memutuskan untuk memasuki kastil sebagai murid pianis Silon.
You May Also Like
Before I Died, I Confessed to the Heroine, and She Actually Believed Me! (MTL)
Please wait....
Disqus comment box is being loaded