Full Clearing Another World Under A Goddess With Zero Believers (Light Novel Bahasa Indonesia) – Prolog

Font Size :
Table of Content
           


Link

Prolog: Kisah Seorang Pecandu Game

Aku suka game RPG.

Aku nggk bisa jelasin alasannya sih. Suka aja.

Saat aku menginjak lima tahun, hadiah-hadiah yang kuterima adalah beberapa video game dan konsol. Kurasa game pertama yang kumainkan adalah game dari platform side-scrolling yang terkenal. Aku coba yang lain, tapi yang paling bikin ketagihan cuma game RPG.

Game favoritku tentang pahlawan yang menyelamatkan dunia. Dan taukah kau bagian terbaiknya? Si pahlawan nggk bicara sama sekali.

Semua percakapan bisa dituntaskan cuma dengan menekan “Yes” atau “No”, dan terus seperti itu. Itu game yang sangat cocok untuk orang yang mengalami kesulitan bicara sepertiku. Yang bikin aku heran cuma ini: gimana bisa si pahlawan punya gadis-gadis cantik macem mage dan priest di party-nya? Gimana caranya dia bisa bertemu mereka?

Ini misteri yang nggk terpecahkan.

Karena orang tuaku sibuk kerja, kami jarang bicara. Mereka suka pulang larut, aku cuma anak kecil, jadi nggk ada teman buat ngobrol. Sarapanku kebanyakan makanan cepat saji. Tapi aku suka aja sih, jadi nggk masalah.

Buruk buat kesehatan katamu? Masa bodo, aku jarang dapet masakan rumahan lagian.

Sebagai anak pemalu yang nggk punya teman, game satu-satunya hal yang bisa bikin aku nyaman. Masuk dunia fantasi, mengayunkan pedang, mengeluarkan beberapa sihir, bunuh monster, menyelamatkan putri dan—taraa!! Kau jadi pahlawan. Bahkan plot klise semacam itu jauh lebih baik daripada kehidupan nyata yang membosankan, bukan begitu?

Kalau aku bisa mewujudkan satu keinginan, aku ingin bisa masuk ke dunia-dunia fantasi itu, menjadi pahlawan, dan menghabiskan hari-hariku dengan tinggal disana.

Tentunya, aku pernah punya impian konyol macem itu waktu smp. Tapi, kau tahu, bahkan sekarang pun, jika aku bisa pergi ke dunia lain, aku masih ingin mau. Aku bilang gini bukan tanpa alasan….

“Hello, Makoto, kamu mau jadi pengikutku?”

Ada seorang dewi yang benar-benar cantik melayang di depanku.

Degerin dulu, aku kaget, lho. Maksudku, seorang dewi? Datengin aku? Aku cuma mage magang setelah tahun-tahun pelatihan, tapi ini lho…

“Aku berharap banyak padamu, Makoto.”

Berharap banyak. Nggk seorang pun, baik guru maupun orang tuaku, pernah berkata begitu padaku.

“Aku bersedia, Dewi.”

Tingakat kesulitanku mungin “Sangat Sulit”, tapi aku harus tunjukan apa yang bisa dilakukan seorang pecandu game! Yeah, denger itu? Dunia fantasi? Aku bakal nyelesainnya 100%! Jadi siapkan ending terbaik untukku.

Read Faloo Novels online at faloomtl.com
Table of Content Link
Advertise Now!

Please wait....
Disqus comment box is being loaded