Bab 9 – Base Camp (bagian I)

Font Size :
Table of Content
           


Link

Tak lama semenjak kami memulai perjalanan, Lord Corinth mulai menanyakan berbagai macam hal kepadaku.

Memang tidak nyaman sih berkomunikasi menggunakan gestur tubuh. Aku juga ingin mempelajari bahasa yang digunakan Lord Corinth.

Lord Corinth kemudian menggenggam berbagai macam tanaman dan terlihat seperti memeriksanya. Sepertinya dia sedang mencari mana yang cocok untuk dimakan. Setelah berapa saat, dia mencabut sejenis tanaman dan mengumpulkannya.

Itu adalah poto. Seringkali disajikan sebagai lauk. Aku tidak tahu bahwa sebenarnya ini terkubur di tanah.

Lord Corinth ternyata berumur 25 tahun. Dia terlihat jauh lebih muda dibandingkan penampilannya. Saat aku mencoba memberi tahunya umurku juga, aku merasa kerepotan karena tidak memiliki cukup jari. Tapi Lord Corinth langsung menghitung sampai 17 dengan jari-jarinya dan aku mengangguk untuk konfirmasi. Sebenarnya, tahun ini aku berumur 17 lebih setengah, dan aku masih berumur 16 tahun. Akan tetapi, aku ingin terlihat lebih sedewasa mungkin di depan Lord Corinth entah kenapa.

Tiba-tiba, seekor babi hutan besar muncul di tengah jalan.

Tidak bagus. Dia tidak terlalu besar, namun sangat agresif. Seekor babi hutan besar dalam keadaan seperti ini cukup berbahaya.

Lord Corinth menghalau ke depan untuk melindungiku, dari setelah mengambil pedangnya, lawan ambruk dengan mudahnya – hanya dengan satu tebasan.

Dan tak lama setelah babi hutan itu dikalahkan, giliran Gray Hound yang muncul.

Ini sangat-sangat buruk. Aku tidak bisa memberikan bantuan dalam keadaanku sekarang.

Akan tetapi, Lord Corinth dengan mudahnya bisa mengalahkan mereka juga. Dua diantaranya bahkan kehilangan kepalanya hanya dengan sekali tebasan.

Aku tidak akan percaya bila seekor Gray Hound akan dengan mudahnya dikalahkan dengan satu sebitan pedang jika tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.

Tidak menunggu lama, dia lalu menguliti babi hutan besar itu. Dan setelah mengumpulkan daging, dia mulai berjalan seolah hal yang barusan terjadi bukankah apa-apa.

Dia melempar bangkai-bangkai Gray Hound itu langsung ke jurang tanpa mengambil magic core mereka. Tapi kukira semenjak awal dia tidak terlalu peduli tentang magic core. Dengan standar seperti itu.

Saat kami menemukan sungai, Lord Corinth memberi isyarat bahwa kami mesti pergi ke sana. Dia mungkin mencari tempat untuk bermalam. Dan makan malam juga!

Tubuhku terasa sedikit aneh semenjak kemarin. Entah kenapa aku merasa sangat lapar. Tidak berlebihan jika aku menyebutnya sangat-sangat kelaparan.

Kami berhasil mengumpulkan daging hari ini, jadi makan malam kali ini pastinya adalah daging! Makanan yang dibungkus lapisan metalik itu juga enak, namun porsinya terlalu sedikit.

Aku melihat ke arah daging yang kami kumpulkan dan mendapati ada berbagai macam jenis. Aku tidak sabar untuk memakan semuanya.

Lord Corinth sepertinya bisa memasak juga. Dia menyiapkan alat-alat memasak dengan sangat terampil. Sungguh kemampuan yang mengesankan.

Akan bagus jika seandainya aku bisa membantunya.. Ah, benar! Aku bisa menyalakan api menggunakan sihirku.

Dia memotong daging berwarna hitam dan menceburkannya ke air sungai. Apakah dia mencoba mendinginkannya?

Dia kemudian memotong-motong daging sisanya. Teknik memotongnya setara dengan koki profesional.

Setelah itu, dia menuju sungai lagi dan tiba-tiba melempar pisaunya. Manakjubkan! Dia langsung membunuh ikan besar dengan lemparan itu. Oh jadi begitu. Jadi tujuan kenapa dia menceburkan daging itu ke sungai untuk memancing ikan agar mendekat.

Dai juga langsung memotong ikan itu tanpa ragu. Sudah lama semenjak aku memakan ikan!

Lord Corinth akhirnya mulai memasak. Dia mengambil beberapa roti, mengirisnya kemudian meletakkan ikan yang disiapkan sebelumnya diatasnya. Aku penasaran bagaimana dia memproses masakan ini selanjutnya, namun sepertinya sudah cukup hanya denga ini. Kami memakan ini mentah?

Akhirnya aku memberanikan diri untuk mencoba satu gigitan setelah melihat Lord Cirinth menyantap bagiannya. Enak! Aku tidak mengira ikan mentah akan seenak ini! Aku mulai menghabiskan semuanya.

Semua hidangan yang disajikan setelah itu benar-benar ykuar biasa. Ini memalukan, tapi kelihatannya aku memakan dua kali lipat porsi jatah Lord Corinth.

Lord Corinth sepertinya ingin memberitahuku sesuatu sesudah makan. Dia menunjuk kakiku, kamudian memberi isyarat bahwa kami tidak perlu lagi melakukan perjalanan untuk sekarang. Semacam itu.

Mempertimbangkan apa yang terjadi kemarin, kondisi kakiku tidak terlalu buruk.

Dia sepertinya ingin memberitahuku bahwa aku perlu istirahat. Ketika aku bertanya berapa lama, dia memberi isyarat sekitar lima belas sampai dua puluh satu hari.

Aku enggan setuju, juka bukan karena keadaanku saat ini. Aku ingin sampai di Gotania sesegera mungkin, tapi aku juga tidak ingin membebani tubuhku lebih jauh.

Akan sangat ceroboh jika aku memaksakan diriku dan berakhir tidak bisa berjalan lagi.

Aku tidak punya pilihan lain selain menahan diri selama dua puluh satu hari. Aku mengangguk setuju.

…..

Itu bagus. Aku berhasil meyakinkan Cleria.

Yosh kalau begitu, masih ada sedikit waktu sebelum malam, namun tidak cukup jika digunakan untuk mengintai daerah sekitar hutan. Karena ada sungai di dekat sini, kami bisa memanfaatkan waktu untuk mandi.

Sejujurnya, aku melakukan pekerjaan kasar kemarin, jadi aku bau keringat dan rasanya tidak nyaman. Aku juga ingin mencuci baju dan pakaian dalamku.

Aku memberi isyarat pada Cleria supaya dia tahu niatku. Wajahnya berubah merah dan mengangguk malu. Kenapa dia sampai tersipu? Yah, dia sudah mencapai umurnya, kukira.

Aku berjalan menuju sungai dangkal dengan masih menggunakan seragamku dan beberapa kain handuk. Sangat disayangkan aku menghilangkan pakaian kerjaku kemarin. Aku mulai melepaskan pakaianku dan sekilas melihat Cleria. Dia panik dan cepat-cepat berbalik. Yah, aku tidak terlalu keberatan terlihat oleh bocah sih

Aku menceburkan diriku ke air. Fu~h! Rasanya enak. Kedalaman air sekitar 120 sentimeter. Aliran sungainya lambat. Aku menenggelamkan kepalaku ke air juga. Sayang sekali aku tidak punya shampo ataupun sabun mandi. Apakah Cleria punya? Tak lupa aku juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mencuci seragamku.

Suhu tubuhku menurun setelah lima menit berendam, jadi aku putuskan keluar dari air. Cleria masih menghadap ke belakang. Aku mengelap tubuhku dengan kain dan mengenakan pakaian dalamku langsung setelah meremasnya. Aku tidak punya pakaian ganti, jadi apa boleh buat. Harusnya ini cepat kering. Selanjutnya aku mengenakan seragamku. Rasanya agak aneh karena belakangan ini aku selalu mengenakan pakaian kerja.

Cleria merasakan aku beranjak dari air dan berbalik, dan hanya melihatku sekilas sebelum kembali berbalik. Sepertinya dia agak terkejut atas fakta aku mengganti pakaianku dengan pakaian militer.

Desain seragam ini diubah lima tahun lalu, setelah melewati seratus lima puluh tahun tanpa perubahan apapun. Militer kekaisaran tidak biasanya bersemangat dengan ini dan memperkerjakan desainer terbaik dari seluruh galaxy untuk meningkatkan nilai estetika seragam. Hasilnya sangat keren.

Tapi omong-omong, apakah Cleria juga ingin mandi?

….

Lord Corinth mengungkapkan sesuatu yang mengejutkanku. Dia sepertinya ingin mandi di sungai.

Siapa sangka dia akan melakukan hal semacam itu di depan seorang wanita! Itu yang kupikirkan namun segera kembali tenang. Ini bukan ibu kota, dan Loed Corinth hanyalah rekan seperjalananku dan bukan salah satu anak buahku. Dia bebas mengambil tindakan apapun yang dibutuhkan. Apa lagi, berpisah satu sama lain dalam situasi seperti ini bukanlah hal yang bijak. Ada resiko bertemu monster berbahaya seperti Gray Hound itu bagaimanapun juga.

Lord Corinth kemungkinan menekan rasa malunya untuk bisa segera melindungiku jika terjadi sesuatu. Aku merasa menyesal membiarkan Lord Corinth mengalami hal yang memalukan karena kelemahanku.

Sepertinya dia sudah beranjak dari air. Aku terkejut melihat penampilan Lord Corinth saat ini. Dia mengenakan sepasang pakaian yang berbeda dari yang ia kenakan sebelumnya. Hiasan emas dan perak dengan rapi berjejer pada pakaian hitamnya.

Itu adalah seragam militer. Aku yakin akan hal itu, namun desainnya belum pernah kulihat sebelumnya. Sungguh jahitan yang indah! Aku bahkan bisa merasakan perasaan keagungan. Kualitas kainnya jauh melampauiku.

Sampai saat ini, aku hanya punya dugaan samar bahwa Lord Corinth adalah bagian dari keluarga bangsawan. Namun menilai dari penampilannya saat ini, bisa dipastikan bahwa ia adalah seorang bangsawan kelas tinggi – seorang marquis setidaknya. Tidak, sangat dimungkinkan bahwa dua juga berasal dari keluarga kerajaan. Sekali lagi ini mengingatkanku betapa menakjubkannya Lord Corinth itu.

Aku tidak kepikiran sebelumnya, namun setelah melihat Lord Corinth mandi, aku putuskan mandi juga. Hari terakhir aku mandi adalah tujuh hari yang lalu, dan seluruh tubuhnya kotor akan noda dan darah kering.

Aku menyampaikan niatku pada Lord Corinth. Dia mengingatkanku untuk berteriak jikalau terjadi sesuatu. Kemudian dia berbalik.

Tidak, setidaknya bantu aku melepas sabuk dan armorku, tolong. Aku menunjuk keempat belas sabuk agar Lord Corinth melepas semuanya. Aku memintanya untuk melepaskan armorku juga. Aku mengenakan pakaian normal di bawah armor, jadi itu tidak masalah. Sepertinya Lied Corinth sangat penasaran tentang armorku.

Aku beranjak ke tepi sungai dengan sebuah pakaian ganti. Lord Menghadapkan punggungnya ke arahku dan sedang sibuk memeriksa armorku. Aku melepas pakaianku dan beranjak ke arah air. Sudah lama aku tidak membersihkan diriku.

Rasanya enak. Aku secara menyeluruh membasuh kotoran dan bercak darah di badan dan rambutku. Kemudian aku mencuci pakaianku.

Aku merasa segar kembali. Ini pertama kalinya aku merasa sangat senang ketika mandi. Aku keluar dari air dan mengenakan pakaian.

Lord Corinth kelihatannya sudah menyadari aku keluar dari air. Namun, ketika dia berbalik kr arahku, dia menunjukkan wajah terkejut. Aku cepat-cepat memeriksa penampilanku. Aku mengenakan celana pendek yang didesain untuk seorang knight dan sebuah tunic. Aku tidak berpikir itu aneh. Kenapa Lord Corinth begitu terkejut?


Catatan:

Penampakan canape

Read Faloo Novels online at faloomtl.com
Table of Content Link
Advertise Now!

Please wait....
Disqus comment box is being loaded