Bab 7 – Organ Buatan (bagian I)

Font Size :
Table of Content
           


Link

Organ buatan akhirnya selesai.

Aku khawatir tentang kemungkinan Cleria tiba-tiba bangun di tengah malam untuk buang air, jadi aku bergegas menyelesaikannya di bawah tekanan karena memikirkan itu.

Sejujurnya, aku tidak akan bisa membuat ini jika bukan karena kotak peralatan yang sepertinya digunakan untuk perbaikan kereta. Nah, Organ buatan ini tidak akan sempurna jika salah satu bahan baku pentingnya tidak lengkap.

Aku sangat percaya diri dengan proyek DIY ini. Meskipun aku bilang DIY, nanom lah yang sebenarnya mendesain benda ini dan membimbingku dengan ketelitian ekstrim untuk merampungkannya.

Secara keseluruhan desainnya cukup sederhana dan bahan baku yang digunakan terdiri dari: penyangga kereta, cangkir logam berukuran besar dan ramping, kekang kuda dan dongkrak berukuran kecil yang kuambil dari kotak peralatan yang kutemukan sebelumnya.

Penyangga kereta berbentuk seperti karakter く untuk mengurangi goncangan, dengan bagian atasnya mencuat ke atas untuk dipasangkan dengan kereta. Akan mustahil selesai jika bentuknya tidak seperti itu.

Juga, kekerasannya cukup mengagumkan. Seimbang antara ketahanan serta fleksibilitasnya.

Nanom tidak bisa mengidentifikasi tepatnya material apa itu, namun ini bukan terbuat dari kayu maupun besi. Sepertinya ini adalah bagian tubuh mahluk hidup yang tidak diketahui. Sangat tahan lama dan cocok digunakan sebagai shock breaker.

Cangkir metalnya menyerupai bentuk gelas sampanye, dan diameternya semakin membesar dari bawah hingga atas. Mulutnya cukup besar untuk betis Cleria.

Aku sudah memastikan ketebalan betis Cleria dengan menzoom-nya dari jarak jauh.

Aku memotong bagian-bagian yang tidak dibutuhkan – yakni batang dan kaki – lalu menyambungkannya dengan penyangga menggunakan pistol laserku.

Yang menjadi kunci adalah sudutnya. Berat badan Cleria dihitung oleh Nanom bersamaan dengan berat komponen lain yang akan ditahan penyangga itu. Untuk memungkinkannya, bentuk くharus dipasang secara vertikal.

Aku dengan hati-hati mengukir ujung penyangga yang akan terhubung dengan dongkrak membentuk lingkaran dengan pisauku hingga mencapai sudut yang pas.

Setelah itu, organ buatan ini bisa dianggap selesai setelah mengamankan penyangga ke dongkrak. Bisa diperlengkapi menggunakan sabuk kekang kuda untuk memancangkannya dengan tungkai Cleria agar tidak mudah lepas.

Kaki palsu ini didesain agar tungkai Cleria bisa masuk ke wadah dan mengencangkannya dengan sabuk kulit. Fungsi utamanya adalah bisa dengan bebas menyesuaikan ketinggian melalui penggunaan dongkrak.

Oh sial, aku terlalu keasyikan. Sekarang hampir pagi. Selagi berpikir apakah aku harus membangunkan Cleria atau tidak, dia malah bangun sendiri. Dari mulai sekarang, adalah perlombaan dengan waktu.

….

Saat aku bangun pagi harinya, aku perhatikan bahwa Alan Corinth.. tidak, Lord Corinth sudah bangun. Dia bergegas ke arahku dan dengan semangat menunjukkan padaku sesuatu yang aneh.

Sepertinya ada bagian dari cangkir upacara yang terpasang pada benda itu, namun aku tidak mengenali sisanya. Dia berusaha menjelaskan kegunaannya padaku dengan berbicara, tapi tentu saja aku tidak bisa paham apa yang dia katakan.

Aku terkejut ketika dia tiba-tiba mengangkatku. Dia kemudian membuatku duduk di atas kotak kayu. Dia membalut ujung kakiku yang putus dengan kain bersih yang sudah disiapkan. Aku tidak mengerti apa tujuan dia melakukan ini.

Segera setelah itu, dia mengambil alat aneh dari sebelumnya dan coba memasangkannya ke kakiku yang putus. Dia memiringkan kepalanya dan membalutkan potongan kain lagi di sekitar tungkaiku sambil menggumamkan sesuatu sebelum coba memasangkan kembali alat itu ke kakiku yang putus. Dia nampak puas kali ini dan mulai mengencangkan bagian di bawah lututku ke alat itu menggunakan sabuk kulit.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia memegang tangan kananku dan membuat isyarat menyuruhku untuk berdiri.

Mungkinkah?!

Dia memegang kedua pundakku dan memaksaku untuk berdiri. Jantungku berdegup kencang. Tidak, apakah mungkin?!

Setelah memperhatikan seluruh tubuhku, dia membuatku duduk lagi. Dia mulai menyesuaikan alat itu sekali lagi sambil bergumam. Jantungku terus berdegup kencang. Aku masih tidak percaya apa yang terjadi di depanku.

Dia membuatku berdiri lagi dan mengamatiku. Kali ini dia nampak puas.

Dengan hati-hati dia menahan pundakku. Aku perlahan berjalan ke depan dengan langkah yang tidak nyaman. Aku tidak terbiasa dengan sensasi aneh ini, namun Lord Corinth membimbingku.

Selangkah, dua langkah, tiga langkah.

Sensasi yang kurasakan ketika berat tubuhku tertahan oleh alat ini terasa aneh.

Aku terus melangkah.

Ini tidak mungkin terjadi. Aku merasa seolah sedang bermimpi.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

Lord Corinth melepaskan pundakku lalu memegang tanganku.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

Aku merasa seperti sedang berlatih menari.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

Lord Corinth sekarang melepaskan tanganku. Dia kemudian berjalan di sebelahku.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

Lord Corinth berhenti di tempat.

Aku mulai berjalan di sekitar Lord Corinth tanpa dibimbing.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

Tanpa sadar, aku menangis.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

“Ah! Ahahaha! Ini sangat menakjubkan, Lord Corinth!”

Aku tertawa dan menangis pada saat yang bersamaan.

Aku melangkah, lagi dan lagi.

Aku sudah berjalan sendiri tanpa dibimbing selama sekitar sepuluh menit. Aku sedikit terhuyung-huyung ketika akhirnya berhenti, namum pada akhirnya aku berhasil menyeimbangkan diriku.

“Lord Corinth! Ini sangat menakjubkan! Aku masih belum percaya kau bisa membuat hal sehebat ini!”

Tentu saja, Sir Corinth masih belum bisa memahami kata-kataku. Namun fakta bahwa aku bahagia tersampaikan padanya dan dia memberiku senyum lembut sebagai balasan.

Aku masih ingin mengungkapkan perasaan bahagiaku padanya, namun tiba-tiba aku merasakan dorongan yang tak terbantahkan. (Pengen pipis)

Jika aku diam saja, aku tidak akan bisa terus berjalan dengan bebas seperti sebelumnya.

Tapi bagaimana caranya agar dia bisa mengerti? Sampai kemarin, Fal terus berada di sampingku, aku selalu bergantung biasanya tiap kali ini terjadi. Aku benar-benar tidak bisa bergantung pada orang lain kecuali dia.

Sejenak aku berpikir dan mengacungkan jariku ke arah hutan terdekat. Selanjutnya aku menunjuk diriku sendiri kemudian kembali mengacungkan jariku ke arah hutan. Akankah dia memahami maksudku?

Lord Corinth mengangguk dan menekuk jempol dan jari tengahnya membentuk lingkaran. Setelah memberiku isyarat untuk menunggu, dia mengambil benda yang nampaknya sebuah tongkat kayu dan bergegas ke arah hutan dengan momentum luar biasa.

Setelah sekitar tig sampai empat menit, dia kembali dan mengangguk sekali lagi sambil melingkarkan jari-jarinya sama seperti sebelumnya. Kemungkinan dia pergi untuk mengintai are sekitar. Lord Corinth kemudian duduk dan menyatakan maksudnya untuk tetap tinggal.

Aku membawa tas mandi bersamaku dan pergi ke arah hutan sambil tersipu malu.

….

(Nanom, Misi Berhasil.)

[Dikenali.]

Setelah buang air, aku kembali ke tempat Lord Corinth. Dia mengungkapkan maksudnya untuk tidur setelah ini.

Seperti yang kupikir, alat ini tentunya tidak akan busa dibuat hanya dalam beberapa menit. Dia sepertinya membuat ini dengan begadang semalaman. Aku merasa bersalah padanya.

Dia akan lebih memilih tidur di tanah, jadi aku memaksanya tidur di atas selimut. Lagipula ini adalah kepunyaan Lord Corinth sejak awal.

Pria ini tentunya adalah teladan bagi para bangsawan. Dia bijaksana, baik hati, memiliki kecerdasan dan kekuatan.

Ya, dia kuat. Aku masih di tengah-tengah kebingungan kemarin jadi aku tidak memperhatikannya, tapi aku dan Kapten Antes dikelilingi oleh lebih dari sepuluh ekor Gray Hound sebelum kami kehilangan kesadaran. Kemungkinan dia yang mengalahkan mereka semua.

Aku kehilangan tangan dan kakiku kemarin karena keteledoranku. Aku melepaskan pelindung lengan dan betisku karena ingin buang air seperti hari ini. Aku membayar mahal untuk itu dengan kehilangan anggota badanku

Meski begitu, jika aku memakai pelindung lengan dan betisku, tenggorokanku kemungkinan akan terkoyak seperti yang lainnya. Memikirkan hal seperti itu sekarang sudah tidak ada gunanya.

Aku tidak bisa tidur nyenyak semalam bahkan setelah berbaring. Aku memikirkan banyak hal – kematian kawan-kawanku, pengorbanan yang kulakukan sampai sekarang, kecemasan atas kewajiban yang harus kupenuhi apapun yang terjadi, kehilangan bagian tubuhku dan masa depanku sebagai orang cacat.

Aku sendirian. Memangnya siapa yang akan mengikuti seseorang yang bahkan tidak mampu berjalan? Aku memikirkan hal-hal itu sampai tidak biasa tidur.

Namun, sengan “kaki” baruku ini, aku masih bisa melangkah. Aku mungkin cacat, namun aku masih bjsa melakukan yang terbaik.

Kemarin adalah hari terburuk selama hidupku. Namun, aku juga diberkahi bisa bertemu dengan Lord Corinth. Meskipun aku belum bisa berterima kasih padanya sebagai balasan.

Aku harus melanjutkan perjalananku segera setelah Lord Corinth bangun. Aku akan bersiap-siap untuk itu.

Aku penasaran, akankah Lord Corinth bersedia menemaniku?

Read Faloo Novels online at faloomtl.com
Table of Content Link
Advertise Now!

Please wait....
Disqus comment box is being loaded