Bab 10 – Istirahat (bagian I)

Font Size :
Table of Content
           


Link

Setelah makan siang, kami menyibukkan diri dengan beres-beres di dalam base. Kurang lebihnya ini sudah siap setelah membuat perapian dan membersihkan beberapa batu untuk membuat area untuk tidur.

Kami juga mengumpulkan beberapa kayu bakar. Ada banyak ranting yang tergeletak di tepi sungai, jadi ini tugas yang cukup mudah.

Selanjutnya adalah mengamankan makanan.

Aku menyuruh Celeria istirahat. Haruskah aku melepaskan zirahnya? Aku memberi isyarat akan maksudku dan dia setuju. Aku menunjuk ke area tempat tidur dan dia debgan patuh berbaring sebagai tanggapan. Sangat bagusbdia bisa diajak kerjasama.

Aku mengambil senjataku dan tas yang digunakan untuk mengumpulkan makanan. Aku keluar dari base dan kembali mendorong kayu besar itu.

(Yosh, apa yang perlu kukumpulkan?)

[Daging, hati, Poto dan sayur-sayuran.]

Jadi hati dikategorikan berbeda dengan daging huh?

Mendapatkan sayuran itu tergantung keberuntungan. Aku cuma perlu meremas-remas tanaman seperti biasa.

Aku bisa menangkap ikan nanti, jadi untuk sekarang aku akan pergi ke hutan. Karena pepohonan dan rumputnya tidak terlalu lebat, aku bisa melaluinya dengan mudah.

Aku mulai meremas-remas tanaman yang tidak dikenal. Sebagian besar sepertinya cuma rumput biasa.

Terkadang aku berhasil menemukan beberapa Poto, jadi aku mengumpulkannya. Oh, disana ada beberapa daun sayur yang sudah tidak asing. Aku beruntung, ayo kumpulkan semuanya.

[Cocok sebagai makanan ]

Oh, ini sudah lama! Aku menemukan jenis sayuran lain di sebelah sayuran yang kutemukan.

[Ini mengandung banyak kalsium. Kumpulkan semuanya sebanyak mungkin.]

Yosh. Rasanya agak pahit jika dimakan mentah. Tapi sangat lezat bila kau coba menumisnya.

Baiklah, sisanya tinggal daging dan ikan.

Aku melanjutkan pencarian di sekitar hutan sambil meremas-remas tanaman.

[Arah jam 2. Ada sesuatu di atas pohon.]

Memang ada sesuatu di sana. Saat aku men-zoom, aku menemukan seekor burung besar bertengger di atas pohon 50 meter jauhnya. Sepertinya itu mirip dengan ayam hitam. Burung itu cukup besar sampai jelas terlihat di atas ranting pohon.

Berpikir bagaimana caranya mendapatkan hewan itu, aku mengambil beberapa batu yang cocok untuk dilempar dari tepi sungai.

Aku perlahan mendekat sampai berjarak 30 meter dan melempar sebuah batu dengan kekuatan penuh. Yosh!!

Aku mengenainya dan langsung mati di tempat. Dia jatuh. Aku mengambil burung itu dan memotong lehernya untuk menguras darahnya. Aku mendapat pesan [Cocok sebagai makanan.] saat aku menyentuh darahnya. Dengan ini aku berhasil mendapatkan daging.

Tapi ayam ini memang cukup besar. Sekitar 1 meter panjangnya mungkin. Aku membawanya kembali ke tepi sungai denganku. Aku perlu menangkap beberapa ikan untuk memenuhi kuota hari ini.

Aku bahkan menemukan beberapa jenis tanaman baru saat perjalanan pulang ke base.

[Cocok sebagai makanan.]

Bentuknya mirip rumput liar. Aku mencicipi daunnya dan ternyata cukup hambar. Saat aku mencabutnya, aku mendapati akar mirip umbi-umbian.

Ini!? Aku mencoba menciumnya dan mendapati bau yang sudah tidak asing lagi. Baunya mirip bawang putih! Aku baru saja menemukan harta Karun langka.

Mereka terdiri dari tangkai-tangkai yang berisi lima siung, jadi aku mengumpulkan semuanya sekaligus.

Ini benar-benar penemuan yang hebat. Sangat luar biasa karena saat ini kami hanya mempunyai beberapa jenis bumbu.

Aku kembali ke base setelah satu jam.

Aku tidak ingin membuat Cleria merasa khawatir, jadi kmaku kembali secepat yang kubisa. Dia awalnya tampak sedikit kesepian namun langsung menyambutku dengan gembira setelah melihatku. Yah, mungkin dia sangat senang setelah melihat ayam besar yang kubawa untuk makan malam.

Kurasa aku akan mengolah ayamnya lebih dulu ketimbang ikan. Pertama aku mencabut bulu-bulunya. Tidak ada area tertentu dimana terdapat bulu halus, jadi aku bisa mengerjakannya dengan cepat.

Saat aku mendedel perutnya, aku menemukan hati aneh ukuran besar berwarna putih. Tunggu, bukankah ini hati putih yang ada dalam dongeng itu?

(Bisakah ini dimakan mentah?)

[Bisa.]

Bagus. Ini pertama kalinya bagiku memakan hati mentah. Yah, sekalipun ada parasit dj dalamnya, aku memiliki nanom di dalam diriku jadi tak masalah.

Aku sebenarnya ingin memanggang daging paha bersama tulang-tulangnya. Namun mereka terlalu besar, jadi aku, sayangnya, harus menghilangkan tulangnya.

Ayo pisahkan daging bagian kanan untuk makan malam. Aku memotong sayap burung itu dan menumbuknya menjadi potongan-potongan kecil agar mudah dikonsumsi.

Ini mubazir, tapi aku harus menyingkirkan daging dada san tenderloin. Ada bagian lain yang tidak bisa dimakan juga. Aku memotongnya menjadi ukuran yang cukup untuk menjadi umpan memancing ikan.

Aku memotong hati menjadi irisan tipis dan meletakkannya di atas wajan untuk sementara.

Selanjutnya mencari ikan.

Aku mengatur deretan batu seperti kemarin di sungai dan membaginya menjadi dua bagian. Satu yang di dekat tepi sungai akan di gunakan untuk membersihkan darah dalam potongan-potongan hati. Yang satunya lagi akan digunakan untuk digunakan sebagai umpan ikan. Aku meletakkan daging dada, tenderloin, dan jeroan ke dalamnya.

Selanjutnya, aku bergerak menjauh untuk melakukan penyergapan. Aku pindah sekitar 15 meter jauhnya bdan berjongkok. Cleria juga memutuskan berjongkok di sebelahku entah kenapa. Yah, gak masalah sih, kurasa.

Setelah beberapa menit, aku mendengar suara cipratan. Yeah! Mereka disini. Aku dengan hati-hati bergerak owrlay ke dekat deretan batu itu dan mendengar sesuatu berenang dengan semangat xdi dalamnya. Setelah memastikan sosok itu, aku melempar pisauku ke sana. Langsung kena! Dengan ini, aku akhirnya berhasil memenuhi kuota hari ini.

Ikan yang kami tangkap sebesar kemarin. Aku langsung membersihkan sisiknya dan memotongnya menjadi tiga bagian. Sepertinya ini juga berlemak dan bagus.

Oh benar. Aku harus mengambil hati yang kuletakan di sungai.

Aku mencuci bahan-bahan lain dan membawa semuanya ke base untuk mulai memasak. Hari sudah malam ketika kami kembali. Cleria juga mulai menyalakan perapian seperti kemarin. Dia benar-benar seorang wanita yang pengertian.

Menu hari ini adalah hati putih sashimi dan tumbukan ayam goreng sayap dengan Poto, sayuran, dan bawang putih. Hidangan utama adalah salmon panggang dan paha ayam yang dibumbui dengan tanaman bumbu.

Ayo langsung buat semuanya. Pertama-tama, aku mengupas kulit bawang putih dan mencincangnya sehalus mungkin. Aku sebenarnya ingin memarutnya, namun tidak ada peralatan yang tersedia, jadi aku memilih mencincangnya.

Aku meletakkan hati putih ke atas wajan dan memasukan beberapa cincang bawang putih ke atasnya. Saat memberi isyarat ke Cleria untuk mencicipinya, dia tetap melongo, jadi aku harus menunjukkan padanya cara memakannya dengan benar.

Aku memakai garpu untuk menusuk irisan hati di sekitar bawang cincang dan mencelupkannya ke dalam garam yang aku letakkan di pinggiran piring sebelumnya.

Cleria sedikit terkejut setelah melihatku, namun pada akhirnya meniru tindakanku dan mencoba mencicipi irisan itu. Saat ketika irisan itu memasuki mulutnya, matanya terbuka lebar karena terkejut. Setelah itu, dia menyantap semuanya dengan rakus lagi. Hey, aku tidak boleh kehabisan. Kami berdua menghabiskan semuanya dalam sekejap.

Selanjutnya adalah sayap ayam goreng dengan bawang putih bersmaa Poto dan sayur-sayuran liar.

Pertama, aku memanaskan kulit ayam yang kupisahkan sebelumnya. Mereka mulai mengeluarkan minyak. Aku mengambil kulit goreng dari wajan ketika sudah renyah. Cleria kelihatannya ingin mencicipinya juga, jadi aku meletakkan taburan garam di atas piring sekali lagi dan meletakan beberapa kulit goreng di atasnya.

Selanjutnya, aku menggoreng bawang putih yang kuiris-iris tipis sedikit lebih jauh dari api agar secara perlahan aromanya meresap ke dalam minyak.

Ketika warna bawang itu berubah kecoklatan, aku langsung membuangnya dari wajan dan meletakkannya ke samping. Selanjutnya aku menggoreng Poto. Setelah cukup memanaskannya, selanjutnya aku memasukkan daging

Aku memasukan sayuran liar terakhir karena ingin menjaga tekstur renyahnya. Aku memaskukan kembali bawang goreng; dan akhirnya hidangan benar-benar siap.

Yup, ini enak. Rasa dari bawang putih yang meresap ke dalam minyak ayam juga meresap dengan baik ke dalam Poto, membuatnya sangat enak. Tekstur unik dari ayamnya juga bagus. Sayur-sayuraannya juga cocok untuk ditumis. Ini benar-benar hidangan yang luar biasa.

Saat aku memanggang Salmon dengan garam, aku mendapatkan pemberitahuan dari Nanom agar memakan kulit sebanyak mungkin. Aww, kawan. Kulit itu bagian kesukaanku. Yah, jika deni Cleria, aku tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaannya. Oh, ini juga lezat seperti biasa.

Yang terakhir adalah paha ayam panggang. Aku memotongnya menjadi ukuran kecil terlebih dahulu dan menaburinya dengan garam, merica dan bumbu tanaman. Aku memanggang semuanya sampai kulitnya mendapatkan tekstur renyah. Setelah itu, aku memangang bagian lain secukupnya dan meletakkannya di atas piring…

Aku kemudian membungkusnya dengan daun lebar sayuran dan memakannya dengan tangan. Cleria sekali lagi nampak terkejut dengan tindakanku namun langsung segera menirunya.

Ini, tentunya juga enak. Kulit ayamnya renyah, dan daging yang kaya akan umami dan sari daging di tiap gigitan dan sayuran segar yang membungkusnya menciptakan perpaduan yang luar biasa. Hebat.

Cleria juga nampak puas. Aku menyinpan setengah bagian daging ayam yang lain dan ikan yang tersisa untuk sarapan bdan makan siang besok.

Read Faloo Novels online at faloomtl.com
Table of Content Link
Advertise Now!

Please wait....
Disqus comment box is being loaded